Pada awal bulan Juni 2010, negeri ini dihebohkan oleh beredarnya beberapa video porno mirip artis dalam negeri. Kurang dari sepekan dua buah video porno mirip artis beredar di dunia maya. Dalam sepekan berbagai media cetak maupun elektronik mengekspos habis-habisan kasus video porno ini. Hampir setiap hari yang menjadi headlina dalam surat kabar adalah kasus video porno, yang menjadi topik diinfotaiment kasus video porno, yang menjadi berita di berbagai berita televisi masih tetap kasus video porno. Hingga yang digosipkan oleh para pelajar hingga ibu rumah tangga masih tetap kasus video porno.
Hingga hampir 1 bulan topik video porno mirip artis tersebut masih menjadi topik hangat di berbagai media infotaiment dan di sebagian media berita. Apalagi ketika artis yang diduga pelaku dalam video porno mirip artis tersebut ditetapkan menjadi tersangka, semua media semakin mengekspos habis-habisan kasus ini sampai titik darah penghabisan dan sedikit melupakan kode etik jurnalistik. Tetapi dibalik pemberitaan kasus video porno mirip artis yang dibesar-besarkan tersebut, hampir kasus-kasus besar sebelumnya menjadi kurang terekspos bahkan sebagian tidak terekspos. Mulai dari kasus Century, kasus Gayus, kasus Anggodo, dan lain sebagainya seakan hilang dari pemberitaan media dan memudar di publik. Entah karena sebagian media terlalu membesar-besarkan kasus video porno mirip artis atau ada unsur politik dalam hal ini, Sehingga dengan sengaja kasus video porno ini dibesar-besarkan untuk menutupi dan memudarkan isu kasus-kasus sebelumnya agar memudar di masyarakat dan lenyap begitu saja.
Jika dilihat secara logika kadar berita kasus-kasus besar sebeleumnya lebih penting kadar beritanya dibandingkan kasus video porno mirip artis yang kini ramai dibicarakan. Semoga saja tidak ada pemudaran atau pengalihan isu atas kasus-kasus besara yang sudah banyak merugikan negara ini.[R]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar